Hamburg (Indonesia Mandiri) – Sekilas pengalaman saya membaca buku-buku di sebuah perpustakaan di Hamburg, kala itu masih Jerman Barat. Dimana saya sempat membaca buku Laporan (Kebijakan setelah 25 Tahun Laporan Intelijen AS dapat dipublikasikan) yang menyatakan bahwa Ronald Reagan adalah agen CIA sejak muda, dan sengaja dimasukan ke Hollywood dalam rangka mengawasi aliran dana Rusia dalam pembuatan Film-film di Hollywood.
Singkat kata logika yang saya dapat, Film adalah alat untuk mengubah logika berfikir yang efektif. Artinya dalam rangka “Revolusi Mental” yang dicanangkan oleh Bapak Joko Widodo, salah satu bahkan yang paling Esensial adalah memperketat Perfileman di Indonesia yang harus mengikuti Rel yang sejalan dengan Cita-cita Founding Father kita.
Gambarannya begini, kalau saja Pemerintah Amerika tidak jeli mengawasi, maka konsep Hak Azasi Amerika bisa-bisa didalamnya justru menerapkan nilai-nilai “Hak Azasi Rusia”, yang mana Rusia kala itu, menerapkan Hak Azasi ala Rusia itu sendiri.
Film-film yang mayoritas ada di Indonesia saat ini, dapat dikatakan, mengarah pada pembelajaran nilai-nilai Asing, ketimbang Nilai-nilai Leluhur kita sendiri. Oleh karenanya kata-kata Gus Dur yang Pemikirannya sangat kita hormati, terpampang di pojok kanan Laman ini, hal ini untuk selalu mengingatkan kita, apa yang benar dan apa yang salah.
Jadi kita jangan disibukan oleh masuknya nilai-nilai asing dari Barat saja, tetapi menyitir kata-kata Gus Dur, maka kita juga harus mewaspadai nilai-nilai dari Arab, yang selalu menempatkan Kesalahan di Luar Dirinya, ditambah lagi dengan Standar Ganda-nya.
Makanya tidak heran sekarang banyak maling teriak maling…. “Karena logika kesalahan bukan pada saya”, tidak heran juga ketika ditangkap KPK malah berakting bak Selebriti, senyum2 dan melambaikan tangan… (SSM)