Jakarta (IndonesiaMandiri) – Setelah produksi beras mencapai hasil optimal dengan swasembada dan diapresiasi Presiden Jokowi, kini Kementan bidik produk lainnya agar bisa peroleh keunggulan lagi.
Produk yang kini disasar adalah sektor Hortikultura, seperti yang disampaikannya pada Rapat Kerja Kabinet di Istana Negara (4/4).
Sub sektor hortikutura nusantara memiliki potensi ekspor sangat besar untuk lebih dikembangkan. Dari data yang dirilis Kementerian Perdagangan untuk ekspor sayur dan buah di 2015 mencapai 493,1 juta dollar, naik 24,7 persen dibandingkan 2014 yaitu sebesar 395,4 juta dollar. Sedangkan dari data Biro Pusat Statistik (BPS), pada 2016 ekspor produk dan sayuran meningkat mencapai 506,6 juta dollar dan di Januari 2017 nilai ekspor produk hortikultura sudah mencapai 45,2 Juta dollar.
Disamping potensi ekspor, produk hortikultura lainnya yang menjadi perhatian Pemerintah untuk ditingkatkan produksinya adalah cabai dan bawang. Capaian produksi cabai di 2015 mencapai 1,9 juta ton dan 2016 meningkat jadi 2,1 juta ton, meningkat sebesar 9,95 persen. Sama dengan bawang merahnya terjadi peningkatan 5,74 persen di 2015 produksi sebesar 1,22 juta ton. Lalu di 2016 produksi meningkat 1, 29 juta ton. Dan sejak 2016 Kementerian Pertanian tidak lagi mengeluarkan rekomendasi impor untuk cabai dan bawang.
Kini di 2017, Kementan telah mencanangkan target tanam untuk cabai seluas 338.369 Ha termasuk penambahan luas tanam 15.000 Ha dan bawang merah seluas 150.900 Ha, sudah termasuk luas tambah tanam 7.000 ha. Kementan juga merancang pola sistem tanam berdasarkan wilayah untuk mensuplai daerah yang defisit, serta menghidupkan kembali “apotik hidup” yaitu berbudi daya untuk pemenuhan kebutuhan sendiri. Ini diyakini akan berdampak pada peningkatan produksi yang artinya sektor hortikultura akan kembali swasembada.
Mentan Amran Sulaeman bahkan dalam kesempatan terpisah menyampaikan untuk mencapai target sebagai lumbung pangan dunia 2045, kesemuanya harus dilakukan secara bertahap, artinya setelah beras, cabai dan bawang kita swasembada maka komoditi lainnyapun akan menyusul (hn/ma).
foto: abri