Jakarta (IndonesiaMandiri) – Negara Federasi Rusia mengirim banyak delegasi dalam dua bulan terakhir ini (Oktober dan November) ke Indonesia. Pada 31 Oktober lalu, ada forum khusus yang diberi nama Rusia-Indonesia Bussiness Counci (IRBC), di mana tampil sejumlah pejabat tinggi kedua negara guna membahas berbagai kerjasama.
Dari Indonesia, hadir Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Ketua Kadin Indonesia Rosan Roeslani, Staf Khusus Menlu Djauhari Oratmangun, Ketua Dewan Bisnis Indonesia Rusia Didie Soewondho serta CEO Setdco Grup Setiawan Djody. Sedangkan dari Rusia, ada Menteri Perindustrian dan Perdagangan Denis Manturov, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Federasi Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin, Mikhail Kuritsyin, CEO Dewan Bisnis Rusia-Indonesia, Presiden Direktur PT Kereta Api Borneo Sergey Kuznetsov, Presiden Direktur Blackspace Oleg Bundukov, Direktur Rosatom Asia PTE, LTD Egpr Simonov, Wakil Direktur PT Rosoboroneskport Sergey Goreslavsky, dan masih banyak lagi.
Intinya, Rusia memang ingin menambah bobot persahabatan serta jalinan hubungan di berbagai sektor strategis. Menurut Dubes Rusia untuk Indonesia, Mikhail Galuzin, bahwa neraca perdagangan bilateral saat ini masih belum terlalu besar. “Namun kami yakin bahwa kedepan hubungan kedua negara bisa bertambah erat lagi,” jelas Galuzin kepada wartawan di atas Kapal Perang Admiral Tributs 654 yang juga mengunjungi Jakarta selama sepekan (31/10-5/11).
Sektor transportasi, seperti pembangunan jalan kereta, pelabuhan dan batubara, sangat mendapat perhatian serius dari Rusia. Berdirinya PT Kereta Api Borneo misalnya, adalah salah satu bukti bahwa Rusia ingin membantu membangun jaringan kereta api di Kalimantan. Bahkan Galuzin juga mengundang mahasiswa Indonesia untuk belajar tentang industri dan teknologi kereta api di negaranya. “Diharapkan lima tahun mendatang jalur rel kereta sepanjang 900 kilometer di Kalimantan sudah jadi,” tegas Galuzin.
Dalam acara di atas, juga diluncurkan sebuah buku album foto yang berjudul “Rusia-Indonesia: Jejak Langkah Sejarah Kerjasama”, yang diprakarsai oleh perusahaan negara di bidang pertahanan Rusia, PT Rosoboronexport. Buku edisi luks berwarna merah marun ini dihiasi foto-foto sejak awal hubungan Rusia-Indonesia hingga kini yang sudah berjalan 60 tahun.
Kunjungan Kapal Admiral Tributs 654
Pada saat bersamaan, Rusia juga mengirim Kapal Perang Admiral Tributs ke Jakarta International Container Terminal II, di Tanjung Priok. Kehadiran kapal perang yang memiliki panjang 163 meter dan lebar 19,3 meter ini sekaligus untuk menyemarakkan Pameran Alutsista (alat utama sistem persenjataan) Kementerian Pertahanan RI, Indodefence di Kemayoran (2-5/11).
Kapal Perang yang membawa awak sebanyak 325 personil ini, dibangun pada 1983 di St Petesburg. Nama Admiral Tributs diambil dari salah satu nama pahlaman di Rusia. Menurut Laksamana Muda Eduard Mikailov, Wakil Komandan Flotilla dari Armada Pasifik sekaligus pemegang komando di Admiral Tributs. Adalah dari jenis Udeloy. Jenis ini merupakan kapal untuk menangkal serangan di bawah permukaan laut atau anti kapal selam serta kapal permukaan.
Kehadiran Admiral Tributs disambut oleh Komandan Pangkalan Utama TNI AL, Brigjen Mar I Ketut Suadana SH beserta pejabat tinggi TNI AL lainnya serta Atase Pertahanan Kedubes Rusia dan rombongannya (bekti/abri).