Bekasi (Indonesia Mandiri) – Indonesia – Tanah Impian yang sudah lama dikuasai oleh Pihak Asing ini, namanya Indonesia. Maukah kita sadar?, kalau tidak, anak cucu kita yang menderita…
Sementara kebanyakan dari kita hanya selalu melihatnya dari sisi politik dan ekonomi saja. Menurut saya lebih dari itu adalah, penjajahan Budaya, yang pada akhirnya menjajah Pola Pikir orang Indonesia secara umum. (Baca : Kesetaraan Gender Dalam Rumah Tangga)
Kalau kita lihat reaksi-reaksi dari inginnya keterlepasan Bangsa ini dari ketergantungan Pihak Asing itu sendiri, masih terlihat dari reaksi opini politik yang masih dalam kerangka pola pikir Kedua AS itu sendiri.
Untuk itu, AS Barat dan AS Arah Barat, selalu mengintai kita dengan Budaya yang mereka bawa ke negeri tercinta ini.
AS Barat (Amerika Serikat) dan AS Arah Barat (Arab Saudi), kini sudah masuk ke dalam aliran darah Pola Pikir Bangsa ini. Ada friksi yang dipengaruhi Kedua AS tersebut, bahkan konflik yang diciptakan oleh Kedua Nilai dari Kedua AS tersebut, yang disebarkan oleh kedua Negara Pembawa nilai-nilai tersebut, yakni AS Barat dengan memperkenalkan pola Individulisme, sedangkan AS Arah Barat memperkenalkan pola Antar Golongan.
Kalau kita cermati, adanya konflik di Indonesia, dimana kita tahu bahwa bangsa ini adalah bangsa yang pada mulanya merupakan bangsa yang Senkretis, sehingga jauh dari masalah-masalah konflik.
Adanya pengaruh AS Barat, maka tidak dapat dielakan lagi, konflik terjadi karena proses demokrasi yang belum dapat diterima oleh masyarakat umum, atau justru masih dipaksakan, dari kepindahan nilai-nilai Guyub ke Nilai-nilai Individualisme, yang pada akhirnya merujuk pada proses Thesis Antithesis, dan Synthesis yang mengarah pada Pola Pikir yang menguntungkan AS Barat.
Di sisi lain, AS Arah Barat mencoba menyebarkan pola hubungan Antar Golongan, hal ini terlihat jelas, dari banyaknya bentrokan di seluruh penjuru Indonesia, yang berlatarbelakang SARA, bahkan yang lebih memprihatinkan adalah rekayasa perbedaan Kaidah atau Pemaknaan dalam Agama, menjadi issue yang berkembang di dalam masyarakat seperti proses Thesis Antithesis, yang pada akhirnya merujuk pada Synthesis yang menguntungkan Negara AS Arah Barat.
Kalau kita mencintai bangsa ini (yang tumbuh dan hidup di Tanah Impian), mari kita tinggalkan Budaya Kedua AS tersebut, dan kembali ke Budaya Indonesia Asli “Budi Pekerti, Kearifan Lokal, dan pada akhirnya terciptalah Bangsa Indonesia yang Berbudi Luhur”
Sapto Satrio Mulyo 31/08/11