Mansalong, Nunukan (IndonesiaMandiri) – “Kami hanya tahu kalau TNI itu mengurusi keamanan dan perang. Awalnya kami enggan dan takut berhubungan dengan TNI. Tapi melihat dan bergaul dengan mereka saat bakti sosial di desa kami, terasa sekali bahwa kehadiran TNI itu sangat bermanfaat di sini, terutama di daerah perbatasan,” kata Suharyanto, salah satu tokoh masyarakat di desa Mansalong, Kecamatan Lumbis, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).
Pernyataan polos dan lugu ini disampaikan saat tatap muka antara para unsur TNI, Kemernterian Pertahanan dan masyarakat di Kantor Kecamatan Lumbis (16/10). Dari TNI, tampak Komandan Batalyon Infantri 614 Raja Pandhita Mayor Infantri Rudi Setiawan beserta pasukannya, Brigjen Subagio dan Kolonel Edy dari Kementerian Pertahanan, Koordinator Daerah (Korda Kemhan untuk Kaltara) Kolonel Bagus, serta Camat Lumbis H. Ramli beserta pengurusnya.
Pernyataan Suharyanto di atas, menunjukkan bahwa masyarakat di perbatasan sangat membutuhkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Kehadiran TNI di perbatasan, sangat dirasakan sekali. Bahkan Suharyanto dengan terus terang meminta pihak TNI melakukan pelatihan seperti kedisiplinan, menggunakan senjata seperlunya, yang intinya, adalah bagian dari program bela negara. “Kami minta dibina oleh TNI,” kata Suharyanto.
Brigjen Subagio, yang juga menjabat sebagai Komandan Satgas Pembangunan Perbatasan Kalimantan untuk urusan Pertahanan, mengakui bahwa Kemhan memiliki beberapa program fisik dan non pisik di daerah perbatasan seperti di Kecamatan Lumbis ini. Untuk yang fisik, dio 2015 ini sedang mengerjakan program Jalur Inspeksi Patroli dan Perbatasan (JIPP) sepanjang Kalimantan dan ditargetkan sampai akhir tahun ini sudah rampung 300an kilometer. Sedangkan yang non fisik, seperti penguatan program parade cinta tanah air, sosialisasi tentang perbatasan dan penyuluhan hukum serta beragam bakti sosial.
Nah, yang terjadi Kecamatan Lumbis ini, adalah salah satu bagian dari program non fisik Kemhan melalui Korda setempat (Kaltara) dengan melibatkan unsur TNI. Dalam acara tatap muka ini, secara simbolis juga dibagikan paket bantuan untuk rumah ibadah (masjid dan gereja), serta Posyandu.
Keberadaan Batalyon Infantri 614 Raja Pandhita yang berlokasi di Kabupaten Malinau, dengan pasukan berjumlah 1039, adalah yang terbesar terletak di perbatasan dengan negara asing (Malaysia). Pasukan dari Yonif 614 inilah yang diterjukan untuk melakukan bakti sosial di Kecamatan Lumbis. “Kalau daerah perbatasan maju, batalyon kami dengan sendirinya juga ikut maju,” papar Mayor Rudi Setiawan, Komandan Yonif 614 (abri). Foto: Istimewa